KELAINAN ORGAN GENITAL LAKI LAKI

KELAINAN ORGAN GENITAL LAKI LAKI
INFEKSI
KEGANASAN
TRAUMA
GINJAL
VESICA URINARIA
URETRA
BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA
KARSINOMA PROSTATE
PROSTATITIS
TERATOMA TESTIS
KARSINOMA UROTELIAL
EPIDIDIMITIS
OTHERS
STRIKTUR URETRA
SPERMATOKEL
PRIAPISMUS
VARIKOKEL
HIDROKEL
TORSIO TESTIS
PROSTATITIS BAKTERIAL AKUT
PROSTATITIS BAKTERIAL KRONIK
PROSTATITIS NON BAKTERIAL KRONIS
PROSTATITIS INFLAMASI ASIMPTOMATIK
ETIOLOGI = ascending uretra, reflux urine yang terinfeksi ke dalam perostatikus, langsung atau secara limfogen dari organ yang berada di sekitarnya, penyebaran secara hematogen
GAMBARAN KLINIS = sakit, demam, menggigil, sakit di perineal, gangguan miksi
TERAPI = AB fluoroquinolone, trimetopim-sulfometoxazole, gol aminoglikosida + if gangguan urine --> pasang kateter suprapubik
PF = rectal touche = prostat teraba membengkak, hangat, nyeri
ETIOLOGI = ISK rekuren
GEJALA = disuri, urgensi, frekuensi, nyeri perineal, neyri saat ejakulasi, hematospermia
PF = rectal touche = krepitasi (kalkulosa prostat)
PP = oval fat bodies & EPS & VB3 > VB1 & VB2
TERAPI = tidak semua AB: TMP-SMX, doksisiklin, minosiklin, karbenisilin, fluroquinolone
IIIA = tidak tampak adanya kelainan PF, uji 4 tabung tidak dapat pertumbuhan kuman, EPS terlihat lebih banyak leukosit, bentukan oval fat body
IIIB = Prostatodinia = nyeri pada pelvis yang tidak berhubungan dengan keluhan miksi (20-45 thn), Pada uji 4 tahun tidak didapatkan adanya bakteri/penanda proses inflamasi. Diduga sebagai faktor stress
Adanya proses inflamasi pada prostat diketahui dari specimen yang didapat dari cairan semen pada saat analisis semen dan jaringan prostat yang didapatkan pada biopsy maupun pada saat operasi prostat
Definisi : reaksi inflamasi yg terjadi pd epididimis yg dpt tjd scr akut atau kronis
Jika tidak ditangani dng baik dpt menular ke testis  orkitis, abses pd testis, nyeri kronis pd skrotum yg berkepanjangan, & infertilitas
Etiologi :
Pria dewasa muda (< 35 th) : Chlamidia trachomatis atau Neiserria gonorhoika
Anak2 & org tua : E.coli atau Ureoplasma ureolitikum
Patogenesis : inflamasi berasal dr bakteri yg berada di dlm buli2, prostat, atau uretra yg scr ascending menjalar ke epididimis. Dpt juga tjd refluks urin mll duktus ejakulatorius atau penyebaran bakteri scr hematogen atau lsg ke epididmitis spt pd penyebaran kuman tuberculosis
Tanda & gejala :
Ps mengeluh nyeri mendadak pd daerah skrotum, diikuti dng bengkak pd kauda hingga kaput epididymis
Disertai demam, malaise, & nyeri hingga ke pinggang
Gejala sulit dibedakan dng torsio testis  pd epididimitis akut jika dilakukan elevasi testis, nyeri akan berkurang, berbeda dng torsio testis
Pemeriksaan fisik :
Bengkak pd hemiskrotum, & kdg pd palpasi sulit u/ memisahkan antara epididimis dng testis
Mungkin disertai dng hidrokel sekunder akibat reaksi inflamasi pd epididimis
Reaksi iflamasi & bengkak dpt menjalar ke funikulus spermatikus pd daerah inguinal
Pemeriksaan penunjang :
Urinalisis & darah lengkap  membuktikan adanya proses inflamasi
USG Doppler & stetoskop Doppler  ↑ aliran darah di daerah epididimis
Tatalaksana :
Ps yg usia <35 th dng perkiraan kuman penyebab adl Chlamidia trachomatis atau Neiserria gonorhoica  amoksisilin dng probenesid, atau seftriakson yg diberi scr IV, selanjutnya diteruskan doksisiklin atau eritromisin per oral slm 10 hari
KIE :
Memakai celana ketat agar testis terangkat (terletak > tinggi), kurangi aktivitas
u/ kurangi nyeri dpt dikompres dng es
DEFINISI = Ereksi berkepanjangan tanpa disertai hasrat seksual & sering timbul dengan rasa nyeri
ETIOLOGI: Primer
& Sekunder
DIAGNOSIS
Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Batang penis yang tegang tanpa diikuti oleh ketegangan glans penis
USG doppler
Analisis gas darah
TERAPI
Prinsip: secepatnya mengembalikanaliran darah pada corpus cavernosum
Latihan melompat-lompat  ada diversi aliran darah ke M. gluteus
Kompres air dingin / enema larutan garam fisiologis dingin  merangsang aktivitas simpatis  memperbaiki aliran darah kavernosa
Hidrasi yang baik dan anastesi lokal
Aspirasi darah  pada priapismus yang baru saja terjadi
Shunting  pada priapismus vena-oklusi atau yang gagal dengan medikamantosa
DEFINISI
Spermatokel adalah kantung abnormal (kista) yang berkembang di epididimis
GEJALA
Nyeri atau ketidaknyamanan pada testis yang terkena affected
Berat di testis dengan spermatokel
Kepenuhan di belakang dan di atas testis
ETIOLOGI
Penyebab spermatokel tidak diketahui. Spermatokel mungkin hasil dari penyumbatan di salah satu dari beberapa tabung dalam epididimis yang mengangkut dan menyimpan sperma dari testis.
DIAGNOSIS
Tes diagnostik :
Transiluminasi
USG
TATALAKSANA
PERAWATAN BEDAH : Prosedur disebut spermatocelectomy umumnya dilakukan pada pasien rawat jalan, menggunakan anestesi lokal atau umum
ETIOLOGI
Peningkatan kadar DHT dan proses aging
Hipotesis diduga sebagai penyebab timbulnya BPH:
Teori DHT
Adanya ketidakseimbangan estrogen-testosterone
Interaksi antara sel stroma dan sel epitel prostat
Berkurangnya kematian sel
Teori stem sel
PATOFISIOLOGI
Pada BPH terjadi peningkatan rasio komponen stroma:epitel
Normal 2:1, BPH 4:1
Peningkatan tonus otot polos prostat
Massa prostat  obstruksi komponen static
Tonus otot polos  komponen dinamik penyebab obstruksi prostat
MANIFESTASI KLINIS
Keluhan pada saluran kemih bagian bawah
Gejala voiding, storage, dan pasca miksi  I-PSS (international Prostatic Symptom Score)
Timbulnya gejala LUTS  manifestasi kompensasi otot VU untuk mengeluarkan urin  fatigue  fase dekompensasi  retensi urin akut
Gejala pada saluran kemih bagian atas
Nyeri pinggang, benjolan di pinggang (hidronefrosis), demam (infeksi/urosepsis)
Gejala diluar saluran kemih
Hernia inguinalis atau hemoroid  sering mengejak pada saat miksi  peningkatan tek intraabdominal
PEMERIKSAAN FISIK
VU yang terisi penuh
Teraba massa kistus di daerah suprasimfisis akibat retensi urin
Kadang didapatkan urin yang selalu menetes tanpa disadari oleh pasien  inkontinensia paradoksa
RT:
Tonus sfingter ani/reflex bulbocavernosus  singkirkan kelainan neurogenic bladder
Mukosa rectum
Keadaan prostat  nodul, krepitasi, konsistensi prostat, simetri antar lobus dan batas prostat
RT pada BPH  konsistensi prostat kenyal, lobus kanan dan kiri simetris, tidak didapatkan nodul
LABORATORIUM
Sedimen urin  proses infeksi atau inflamasi pada saluran kemih
Kultur urin  mencari jenis kuman yang menyebabkan infeksi dan menentukan sensitivitas kuman
Faal ginjal  adanya kemungkinan komplikasi saluran kemih bagian atas
Gula darah  kemungkinan penyakit DM menimbulkan neurogenic bladder
Curiga keganasan prostat  periksa kadar penanda tumor prostate specific antigen (PSA)
Kombinasikan dengan RT, cut off point untuk biopsy 4ng/dL
PENCITRAAN
Foto polos  banyangan VU yang penuh terisi urin
IVU  kelainan pada ginjal maupun ureter (hydroureter/hidronefrosis), perkirakan besarnya kel prostat yaitu adanya indentasi prostat atau ureter disebelah distal yang berbentuk seperti hooked fish, komplikasi pada VU (trabekulasi, divertikel)  sudah tidak direkomendasikan untuk BPH
Pemeriksaan USG transabdominal (TAUS) dan transrectal (TRUS)
TAUS  volume prostat, panjang protusi prostat ke VU/Intra prostatic protrusion, kelainan pada VU (massa, batu, bekuan darah), menghitung sisa residu urin pasca miksi, hidronefrosis atau kerusakan ginjal akibat obstruksi prostat
TRUS  focus keganasan prostat  area hipoekoik dan guidance dalam melakukan biopsi prostat
Insidens ↑ pada usia > 50 tahun
Lebih banyak diderita bangsa Afro-Amerika
Distribusi berdasarkan jenisnya :
Adenokarsinoma (95%)
Kanker yang terdiri dari sel urotelial dan prostat (4%)
Karsinoma sel skuamosa (1%)
Dari seluruh kasus
70% dari zona perifer
15 – 20% dari zona tengah
15% dari zona transisional
ETIOLOGI & FAKTOR RESIKO
Belum diketahui dengan pasti
Faktor risiko yang diduga berpengaruh :
Genetik
Hormon
Diet
Lingkungan (karsinogen)
Infeksi (virus tertentu)
PATOFISIOLOGI
Kemungkinan tahapannya : kelenjar normal → prostate intraepithelial neoplasia (PIN) → karsinoma prostat → karsinoma prostat stadium lanjut → karsinoma prostat metastasis → HRPC (hormone refractory prostate cancer)
Mutasi gen → kecepatan proliferasi tidak sebanding kecepatan apoptosis
Kanker dari zona transisional → biasanya menyebar ke leher VU
Kanker dari zona perifer → biasanya menyebar ke ductus ejakulatorius dan vesikula seminalis
Penyebaran →
Limfogen : daerah pelvis → retroperitoneal
Hematogen : melalui V. vertebralis → tulang-tulang pelvis, femur proksimal, vertebra lumbalis, costae, paru, hepar, otak
TANDA & GEJALA
Pada umumnya → tidak ada keluhan khas
Stadium awal → asimtomatik. Ditemukan saat pemeriksaan colok dubur (nodul keras pada prostat) / laboratorium (PSA ↑)
Stadium lanjut → muncul tanda
Gejala obstruksi → sulit miksi
Metastasis
Tulang → nyeri, fraktur pada tempat metastasis
Vertebra → kelainan neurologis
ANAMNESIS
Frekuensi, urgensi, pancaran urin yang lemah
Kanker stadium lanjut → retensi urin, nyeri punggung, hematuria
↓ BB, anoreksia, anemia
Metastasis ke tulang → nyeri tulang, fraktur patologis, defisit neurologis (penekanan medulla spinalis pada metastasis vertebra)
PF
Distensi VU karena obstruksi
Pemeriksaan rectal toucher  teraba asimetris, permukaan tidak rataz, konsistensi keras
PP
Laboratorium
Ureum, kreatinin ↑ → obstruksi
Penanda tumor → Prostatic Acid Phosphatase (PAP), Prostate Specific Antigen (PSA)
Alkali fosfatase → metastasis
TRUS
Rontgen abdomen, IVP, USG → indentasi pada dasar VU
Histopatologi (biopsi)
CT scan dan MRI → curiga metastasis pada limfonodi (pasien dengan skor Gleason > 7 / kadar PSA ↑)
Bone scan (skintigrafi) → mencari metastasis hematogen pada tulang
Jenis kanker testis yang berasal dari germ cell tumor.
Terjadi pada anak (<2 tahun), 20-30 tahun
Faktor resiko: kriptokismus, genetik
PF: painless testicular mass
PP:
RADIOGRAFI:
USG Mature teratoma / Immature teratoma
CT u/ melihat metastase
Tatalaksana:
Operasi (pengangkatan testis) dan kemotrapi jika sudah stadium lanjut
Definisi
Karsinoma urotelial = karsinoma sel transisional
Awal terjadi di vesica urinaria
Epitel dinding dalam VU terdiri dari epitel transisional dan terdapat di ginjal dan ureter (seringnya di ginjal)
Tanda dan gejala
Hematuria
Sering berkemih
Nyeri berkemih (disuria)
Nyeri pinggang/punggung
Faktor risiko
Merokok
Usia lanjut (diatas 55)
Laki-laki
Riwayat pengobatan keganasan/riwayat keganasan
Inflamasi VU kronis
Terpapar bahan kimia
Arsenic, dan bahan kimia untuk produksi tekstil
Pemeriksaan penunjang
Sistoskopi
Urinalisis
CT urogram
Tatalaksana
Pembedahan
Chemoterapi intravesical
Sistemic chemoterapy
Etiologi
Infeksi
Gonococcus
Trauma pada uretra
Trauma tumpul pada selangkangan
Fraktur pelvis
Kelainan kongenital
Patofisiologi
Proses radang akibat trauma atau infeksi pada uretra dapat menyebabkan pembentukan jarignan parut
Jar. Parut pada lumen uretra dapat menimbulkan hambatan aliran urin
Derajat penyempitan
Ringankurang dari 1/3 diameter uretra
Sedang1/3 sampai ½ diameter uretra
Beratlebih besar dari ½ diameter uretra
Pemeriksaan penunjang
Uroflometri (deras pancaran urin)
Normal 20ml/detik, <10ml/detik, ada obstruksi
Uretrografi (lihat besarnya penyempitan)
Komplikasi
Obstruksi uretra yang lama menimbulkan stasis urine, isk, divertikel uretra/VU, batu uretra dan CA uretra
Terapi
Sistostomi suprapubic
Untuk keluarkan urin jika ada retensi
Businasi (dilatasi)
Uretrotomi interna
Memotong jaringan parut uretra
Etiologi
Benturan langsung ke area pinggang
Tidak langsung  cedera deselerasi akiabt pergerakan ginjal tiba tiba di rongga retroperineum  regangan pedikel  robekan tunika intima arteri renalis  bekuan darah terpacu  thrombosis arteri renalis + cabangnya
Luka tumpul, tusuk, tembek
Diagnosis
Trauma di daerah pinggang, punggung, dada sebelah bawah, dan perut bagian atas + nyeri + jejas daerah itu
Hematuria
Fraktur kosta bawah T8-12 / fraktur spinosus vertebra
Trauma tembus area abdomen/pinggang
Cedera deselerasi akiabt jatuh dari ketinggian / kecelakaan lalu lintas
Gambaran Klinis
Bervariasi tergantung derajat
IF ada jejas  nyeri pinggang + hematuria (makro/mikroskopik)
Trauma major  biasa ada syok + hematoma di pinggang (tidak sempat dikerjakan IVU)  eksplorasi laparotomi u stop pendarahan
Pencitraan:
IVU (dengan kontras dosis tinggi 2 ml/kg BB)
Indikasi:
Luka tusuk / tembak mengenai ginjal
Cedera tumpul ginjal  hematuria makroskopik
Cedera tumpul ginjal  hematuria mikroskopik + syok
CT scan + arteriografi
Pengelolaan:
Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu)
Cek massa di pinggang + pembesaran lingkar perut + Hb turun + warna urine berubah
Trauma ginjal mayor  operasi + debridement reperasi ginjal (renorafi + penyambungan vaskuler)
Nefrektomi parsial / total
Etiologi
90% fraktur pelvis, bisa juga karena fragmen tulang merobek VU atau fiksasi fasia endopelvik bergerak ke arah berlawanan sehingga terjadi rupture VU
Benturan pada perut bagian bawah (terutama jika penuh terisi urine)  robek pada bagian fundus  ekstravasasi urine ke rongga intraperitoneum
Reseksi VU transuretral
Litotripsi
Tindakan operasi di daerah pelvis
Spontan (terutana jika sebelumnya terdapat kelainan dinding VU; infeksi, tumor, obstruksu kronis; menyebabkan perubahan struktur otot VU  melemahkan dinding)
Klasifikasi
Kontusio VU: memar, hematoma perivesikal, tidak ada ekstravasasi urine keluar
Cedera intraperitoneal (25-45%): urine mengalir ke rongga peritoneal
Cedera ekstraperitoneal (2-12%)
Tanda & gejala:
Nyeri di suprasimfisis
Miksi bercampur darah atau mungkin tidak dapat miksi
Tergantung pada etiologi & organ lain yang terkena; fraktur pelvis, syok, hematoma perivesika, tanda sepsis, peritonitis, abses perivesika
Pencitraan:
Sistografi  memasukkan kontras 300-400ml melalui kateter peruretram. Foto saat VU terisi kontras AP, oblik, dan foto setelah kontras dikeluarkan dari VU.
Ekstravasasi kontras di rongga perivesikal: robekan ekstraperitoneal
Kontras di sela-sela usus: robekan intraperitoneal
Terapi Kontusio VU
Pemasangan kateter untuk mengistirahatkan VU. Biasanya sembuh sendiri selama 7-10 hari
Cedera intraperitoneal
Eksplorasi laparotomi untuk mencari robekan & kemungkinan cedera pada organ lain
Rongga inraperitoneum dicuci, robekan VU dijahir 2 lapis, dipasang kateter sistostomi
Cedera ekstraperitoneal
Penjahitan VU, pemasangan kateter sistostomi
Penyulit
Cedera ekstraperitoneal  ekstravasasi urine di rongga pelvis dalam waktu lama  infeksi & abses pelvis
Cedera intraperitoneal  peritonitis, sepsis
Keluhan miksi: urgensi, frekuensi (biasanya sembuh sebelum 2 bulan)
Klasifikasi:
Uretra posterior masih utuh dan hanya mengalami stretching (peregangan)
Uretra posterior terputus pada perbatasan prostato-membranasea, sedangkan diafragma urogenital masih utuh
Uretra posterior, diafragma urogenitalis, dan uretra pars bulbosa sebelah proksimal ikut rusak
Diagnosis:
Perdarahan per-uretram
Retensi urin
Pemeriksaan colok dubur: floating prostate di dalam suatu hematom
Pemeriksaan uretrografi retrograd: terdapat elongasi uretra atau ekstravasasi kontras pada pars prostato-membranasea
Tatalaksana:
Pada keadaan akut: sistostomi → setelah keadaan stabil → pemasangan kateter uretra sebagai splint melalui tuntunan uretroskopi
Ruptur Uretra Anterior
Uretra terjepit diantara tulang pelvis dan benda tumpul.
Jenis kerusakan uretra yang terjadi: konstusio dinding uretra, ruptur parsial, atau ruptur total dinding uretra.
Diagnosis:
Perdarahan per-uretram atau hematuria
Robekan pada korpus spongiosum → hematom penis atau hematoma kupu-kupu
Tidak dapat miksi
Pemeriksaan uretrografi tidak menunjukkan adanya ekstravasasi kontras
Tatalaksana:
Ekstravasasi ringan (dilakukan sistostomi untuk mengalihkan aliran urin)
DEFINISI
Dilatasi abnormal dri vena pd pleksus pampiniformis krn gang aliran darah balik vena spermatika interna
Penyebab infertilitas pd pria
ETIOLOGI
Kiri lebih sering dari kanan karena :
Vena spermatika interna kiri bermuara pd vena renalis kiri dg arah tegak lurus, sedangkan yg kanan bermuara pd vena kava dg arah miring
Vena spermatika interna kiri lbh pjg dri yg kanan & katupnya lbh sedikit & inkompeten
PATOGENESIS
Bisa timbulkan gang proses spermatogenesis :
Stagnasi darah balik pd sirkulasi testis  testis hipoksia krn kurang O2
Refluks hasil metabolit ginjal & adrenal (katekolamin & Pg) mll vena spermatika interna ke testis
Pe suhu testis
Anastomosis a/ pleksus pampiniformis kiri & kanan  zat metabolit bs dialirkan dri testis kiri ke kanan  gang spermatogenesis testis kanan  infertilitas
GAMBARAN KLINIS
Mengeluh blm pnya anak stlh bbrpa thn menikah
Benjolan di atas testis yg nyeri
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan dg posisi berdiri, inspeksi keadaan skrotum, palpasi
Os diminta melakukan manuver valsava / mengedan
Jk tdpt varikokel : pd inspeksi & palpasi tdpt bentukan spt kump cacing” di dlm kantung yg berada di sblh kranial testis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Auskultasi Doppler  deteksi adanya pe aliran darah pd pleksus pampiniformis
Pengukuran besar & vol testis dg orkidometer
Analisis semen  nilai sbrp jauh varikokel sdh menyebabkan kerusakan pd tubulus seminiferus (pd stress :  motilitas sperma,  jmlh sperma imatur, kel bentuk sperma – tapered)
TATALAKSANA
Ligasi tinggi vena spermatika interna scr Palomo mll op terbuka / bedah laparoskopi
Varikokelektomi cara Ivanisevich
Scr perkutan dg memasukkan bahan sklerosing ke vena spermatika interna
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir karena:
Belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosessus vaginalis
Belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorpsi cairan hidrokel
Pada orang dewasa:
Primer: idiopatik
Sekunder: kelainan pada testis/ epididymis(tumor, infeksi, trauma)terganggunya sistem sekresi/ reabsorpsi cairan di kantung hidrokel
Benjolan di kantong skrotum yg tdk nyeri
PATOGENESIS
Bisa timbulkan gang proses spermatogenesis :
Stagnasi darah balik pd sirkulasi testis  testis hipoksia krn kurang O2
Refluks hasil metabolit ginjal & adrenal (katekolamin & Pg) mll vena spermatika interna ke testis
Pe suhu testis
Anastomosis a/ pleksus pampiniformis kiri & kanan  zat metabolit bs dialirkan dri testis kiri ke kanan  gang spermatogenesis testis kanan  infertilitas
GAMBARAN KLINIS
Mengeluh blm pnya anak stlh bbrpa thn menikah
Benjolan di atas testis yg nyeri
TATALAKSANA
Bayi : ditunggu sp anak umur 1 th dg harapan stlh prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri  tpi jk msh ada / tmbh besar : koreksi
Aspirasi & operasi
Aspirasi tdk dianjurkan : angka kekambuhan tinggi, bs inf
Indikasi Op :
Hidrokel besar  tekan PD
Kosmetik
Hidrokel permagna yg dirasakan tll berat & gang aktivitas sehari”
Hidrokel kongenital : pendekatan inguinal krn biasa + hernia inguinalis  saat op hidrokel + herniorafi
PROGNOSIS
Kerusakan testis blm parah : stlh bedah vasoligasi tinggi dri Palomo : 80% tjd perbaikan vol testis, 60-80% tjd perbaikan analisis semen, 50% pasangan mjd hamil
Definisi  Terpluntirnya funikulus spermatikus yang berakibat terjadinya gangguan aliran darah pada testis.
Etiologi  kelainan sistem penyanggah testis
Patofisiologi
Otot kremaster berfungsi menggerakkan testis mendekati/menjauhi rongga abdomen bertujuan mempertahankan suhu ideal testis. Jika ada kelaian pada sistem penyanggah testis  testis dpt mengalami torsio jika bergerak secara berlebihan.
GAMBARAN KLINIS:
 Akut skrotum (Nyeri hebat di daerah skrotum yang diikuti testis bengkak. Nyeri bisa menjalar ke daerah inguinal/perut sebelah bawah)
PF
 testis bengkak, letaknya lebih tinggi dan lebih horizontal daripada testis sisi kontralateral.
 terkadang pada torsio testis dapat diraba adanya lilitan/penebalan funikulus spermatikus.
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Sedimen urine  tidak adanya leukosit dalam urine
Pemeriksaan darah  tidak adanya tanda inflamasi kecuali pada torsio testis yang sudah lama & telah mengalami peradangan steril.
Stetoskop doppler, USG doppler & sintigrafi testis  untuk menilai adanya aliran darah ke testis.
TERAPI
 detorsi manual yang dilanjutkan dengan operasi (jika detorsi manual tidak bisa langsung operasi)
169 1